Minggu, 31 Oktober 2010

PRAY FOR INDONESIA

Indonesia berduka, lagi-lagi bencana alam harus merenggut kebahagiaan saudara-saudara kita. Banyak korban tewas, banyak pula saudara-saudara kita yang harus kehilangan orang-orang yang mereka cintai. Kali ini tsunami di Kepulauan Mentawai dan Gunung Merapi yang meletus di Sleman, Yogyakarta.
Senin malam tepatnya tanggal 25 Oktober 2010, gempa bumi berkekuatan 7,7 skala Richter mengguncang kawasan pantai Sumbar. Peringatan tentang potensi terjadinya tsunami sempat diberikan oleh BMKG. Kemudian dua jam setelah gempa mengguncang, peringatan tersebut dicabut kembali oleh BMKG. Tetapi ternyata tsunami benar-benar menyapu bersih kawasan Kepulauan Mentawai khususnya wilayah Pagai Utara dan Pagai Selatan.
Sampai saat ini masih terus dilakukan pencarian terhadap korban tsunami Mentawai. Korban yang ditemukan tewas maupun yang hilang terus bertambah jumlahnya. Sampai sekarang belum diketahui pasti berapa jumlah korban yang tewas maupun hilang.
Selain korban tewas, tsunami Mentawai juga mengakibatkan warga masyarakat disana kehilangan rumah dan harta benda mereka, terpaksa mereka harus tinggal dibarak-barak pengungsian. Mereka juga mulai kesulitan mendapatkan bahan makanan karena bantuan yang dikirim dari luar daerah sulit masuk ke wilayah Kepulauan Mentawai. Selain akibat cuaca buruk, pulau ini merupakan pulau terpencil sehingga sulit ditempuh dengan kendaraan. Akhirnya bantuan dikirim dengan cara sengaja dilemparkan atau dijatuhkan dari pesawat yang melintas diatas pulau itu. Walaupun banyak bantuan yang rusak, mereka tetap mengambil bantuan-bantuan tersebut karena mereka sangat membutuhkan bantuan-bantuan tersebut.
Sehari setelah tsunami Mentawai tepatnya 26 Oktober 2010, Gunung Merapi di Sleman Yogyakarta akhirnya memuntahkan awan panas ( erupsi ) atau biasa yang disebut dengan wedus gembel setelah sehari sebelumnya Merapi ditetapkan peringatan “AWAS”. Sekitar pukul 17.02 WIB Merapi meletus, warga masyarakat panik ketika sirine atau tanda bahaya dibunyikan dan mereka langsung menuju ke tempat pengungsian dengan menggunakan truk-truk yang telah disiapkan disetiap RT.
Dikabarkan bahwa meletusnya Merapi tahun ini lebih besar dibandingkan dengan empat tahun sebelumnya. Bisa dilihat dari prosesnya yang cepat dan volume lavanya juga banyak karena energi Merapi yang terkumpul saat ini lebih banyak. Awan panas yang meluncur dari Merapi terjadi akibat guguran kubah lava yang terbentuk tahun 2006 silam yang kemudian longsor.
Sekitar 30 warga dinyatakan tewas dan beberapa warga luka ringan dan luka parah. Diantara korban tewas ada satu nama yang mungkin sudah sering kita kenal jika Merapi mulai menunjukkan kemarahannya, Mbah Maridjan juru kunci Gunung Merapi. Mbah Maridjan ditemukan telah meninggal dunia dengan posisi tubuh seperti sedang bersujud keesokkan harinya didalam rumahnya bersama satu dokter dan satu wartawan. Sebelumnya Mbah Maridjan sudah diminta untuk meninggalkan rumahnya agar tidak ikut terkena awan panas, tetapi mungkin karena kecintaannya terhadap Merapi beliau akhirnya tidak mau pergi dari rumahnya.
Hampir semua korban Merapi di lereng gunung kehilangan rumah dan harta benda mereka. Tetapi mereka sedikit lebih beruntung daripada Korban tsunami di Mentawai karena bantuan bahan pangan ataupun bantuan lainnya mudah untuk sampai ke tempat-tempat mereka mengungsi.
Kita harusnya bisa lebih bersyukur karena bukan kita yang diberikan cobaan seperti saudara-saudara kita di Mentawai dan Yogyakarta. Dengan banyaknya bencana alam yang melanda Indonesia saat ini menandakan bahwa kita harus lebih mendekatkan diri lagi kepada Tuhan dengan banyak beribadah. Dan jika kita mampu tidak ada salahnya jika kita membantu saudara-saudara kita yang masih sangat membutuhkan di Mentawai dan Sleman, Yogyakarta. Untuk korban bencana alam di Mentawai dan Yogyakarta, semoga mereka semua diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi musibah ini dan keluarga mereka yang meninggal dunia dapat diampuni dosa-dosanya dan diberikan tempat yang sesuai dengan amal ibadahnya. Amiiiiiiiinnn …….

Sumber : - www.liputan6.com/
- www.kompas.com
- www.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar