Langkah selanjutnya setelah menentukan sampel adalah memperoleh data dari orang-orang yang telah ditetapkan sebagai sampel tersebut. Dalam bab ini akan membahas beberapa teknik pengumpulan data, yaitu :
A. Angket
Angket ( self-administered questionnaire ) adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden. Responden adalah orang yang memberikan tanggapan ( respons ) atas atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Untuk menggunakan teknik ini, para responden harus mempunyai tingkat pendidikan yang memadai untuk dapat membaca dan menuliskan jawabannya.
Keuntungan teknik angket adalah :
1. Angket dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar karena dapat dikirimkan melalui pos.
2. Biaya yang diperlukan untuk membuat angket relatif lebih murah.
3. Angket tidak teralu mengganggu responden karena pengisiannya ditentukan oleh responden sendiri sesuai dengan kesediaan waktunya.
Kerugian teknik angket adalah :
1. Jika angket dikirimkan melalui pos, maka presentase yang dikembalikan relatif rendah.
2. Angket tidak dapat digunakan untuk responden yang kurang bisa membaca dan menulis.
3. Pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat ditafsirkan salah dan tidak ada kesempatan untuk mendapat penjelasan.
Pertanyaan-pertanyaan dalam instrumen penelitian dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pertanyaan terbuka yang merupakan pertanyaan yang jawabannya tidak disediakan sehingga responden bebas menuliskan jawabannya sendiri. Keuntungan pertanyaan terbuka adalah memberikan kebebasan kepada responden untuk memberikan jawaban yang sesuai dengan pandangannya. Sedangkan kerugiannya adalah sulit mengolahnya karena harus membaca semua jawaban yang diberikan dab kemudian menggolong-golongkannya.
Dan pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang jawabannya sudah disediakan sehingga responden hanya tinggal memilih salah satu jawaban yang sudah disediakan dengan memberikan tanda, misalnya melingkari huruf di depan jawaban yang dipilih. Keuntungan pertanyaan tertutup adalah mudah mengolahnya. Krugiannya adalah tidak memberikan kebebasan kepada responden untuk memberikan jawabannya. Sebelum membuat jawaban-jawaban untuk pertanyaan tertutup, dapat dilakukan studi pendahuluan untuk mengetahui variasi jawaban yang mungkin diberikan oleh responden.
Dalam membuat jawaban alternative untuk pertanyaan tertutup atau menggolong-golongkan jawaban yang diberikan pada pertanyaan terbuka, perlu memperhatikan ketentuan-ketentuan berikut :
1. Penggolongan hanya didasarkan atas satu prinsip atau satu dimensi. Syarat ini untuk menghindari agar seseorang tidak dapat masuk ke dalam lebih dari satu golongan.
2. Golongan-golongan yang dibuat harus saling meniadakan ( mutually exclusive ) artinya jika seseorang sudah dimasukkan ke dalam satu golongan, ia tidak dapat dimsukkan ke dalam golongan lainnya.
3. Golongan-golongan yang dibuat harus menyeluruh ( exhaustive ) artinya tidak seorang pun yang tidak termasuk ke dalam salah satu golongan yang dibuat.
Terdapat beberapa pedoman yang harus diperhatikan dalam membuat pertanyaan atau pernyataan untuk instrumen penelitian. Adapun pedoman tersebut, yaitu ( Rubin & Babbie, 1989 ) :
1. Pertanyaan atau pernyataan yang dibuat harus jelas dan tidak meragukan, karena responden tidak mempunyai kesempatan untuk bertanya.
2. Hindari pertanyaan atau pernyataan ganda. Dalam satu nomor, pertanyaan yang harus dijawab atau pernyataan yang harus ditanggapi oleh responden harus mengandung satu ide saja.
3. Responden harus mampu menjawab, untuk mendapat jawaban yang dapat dipercaya.
4. Pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan harus relevan. Relevansi disini adalah berkenaan dengan tujuan penelitian dan tentunya sesuai dengan responden yang tepat.
5. Pertanyaan atau pernyataan yang pendek adalah yang terbaik, untuk menghindari ketidakjelasan yang sering timbul dengan pertanyaan atau pernyataan yang panjang sehingga menjadi lebih rumit.
6. Hindari pertanyaan, atau istilah yang bias, termasuk tidak menanyakan pertanyaan atau mengajukan pernyataan yang sugestif, yaitu yang mendorong responden untuk menjawab atau menanggapi ke arah tertentu.
Urutan pertanyaan juga perlu diperhatikan. Rubin & Babbie ( 1989 ) menyarankan urutan yang berbeda, untuk angket mereka menyarankan agar dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan yang menarik dan tidak dengan pertanyaan-pertanyaan yang sensitif atau yang sangat pribadi. Sedangkan pertanyaan untuk identitas ditanyakan pada bagian akhir.
Angket yang dikirimkan harus disertai surat pengantar yang menjelaskan maksud dan tujuan penelitian serta siapa penelitinya.
B. Wawancara
Wawancara ( interview ) adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara ( pengumpul data ) kepada responden dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam ( tape recorder ). Teknik wawancara dapat digunakan pada responden yang buta huruf atau tidak terbiasa membaca dan menulis, termasuk anak-anak. Wawancara juga dapat dilakukan dengan telepon.
Keuntungan wawancara adalah :
1. Wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak bisa membaca dan menulis.
2. Jika ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara dapat segera menjelaskannya.
3. Wawancara dapat mengecek kebenaran jawaban responden dengan mengajukan pertanyaan pembanding atau dengan melihat wajah atau gerak-gerik responden. Tetapi tidak dapat dilakukan jika wawancara dilakukan dengan telepon.
Kerugian wawancara adalah :
1. Wawancara memerlukan biaya yang sangat besar untuk perjalanan dan uang harian pengumpul data.
2. Wawancara hanya dapat menjangkau jumlah responden yang lebih kecil.
3. Kehadiran pewawancara mungkin mengganggu responden.
Daftar pertanyaan untuk wawancara disebut interview schedule. Sedangkan catatan garis besar tentang pokok-pokok yang akan ditanyakan disebut pedoman wawancara ( interview guide ).
Untuk mendapatkan penerimaan dan kerja sama yang baik dari responden, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Penampilan fisik, yang dapat memberikan kesan pewawancara dapat dipercaya atau mungkin dapat mengancam keselamatan responden.
2. Sikap dan tingkah laku pewawancara.
3. Identitas, pewawancara harus memperkenalkan dirinya dan menunjukkan tanda pengenal dan
4. Persiapan, pewawancara memahami dan menguasai apa yang akan ditanyakan pada responden.
Pewawancara harus menguasai instrumen penelitian agar perhatiannya tidak terpusat pada instrument saja, yang dapat mengganggu hubungan yang sudah terjalin antara pewawancara dan responden.
Rubin dan Babbie ( 1989 ) menyarankan urutan yang berbeda dengan angket sebelumnya, untuk wawancara pertama kali perlu dijalin hubungan baik dengan responden. Setelah menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, tanyakan data tentang identitas yang mudah dijawab. Lalu secara bertahap menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang lebih sulit atau mendalam.
C. Observasi
Dalam arti luas, observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran. Dalam arti lebih sempit, observasi atau pengamatan merupakan pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
Keuntungan Observasi adalah :
1. Data yang diperoleh adalah data yang segar dalam arti data yang dikumpulkan diperoleh dari subjek pada saat terjadinya tingkah laku.
2. Keabsahan alat ukur dapat diketahui secara langsung. Karena tingkah laku dapat dilihat, maka kita dapat segera mengatakan bahwa yang diukur memang sesuatu yang dimaksud untuk diukur.
Kerugian observasi adalah :
1. Untuk memperoleh data yang diharapkan, maka pengamat harus menunggu dan mengamati sampai tingkah laku yang diharapkan terjadi. Jika memiliki dana yang cukup besar, pengamat dapat menggunakan video perekam ( videotape ) untuk merekam sejumlah tingkah laku lain sampai muncul tingkah laku yang relevan.
2. Beberapa tingkah laku, seperti tingkah laku kriminal atau yang bersifat pribadi, sukar atau tidak mungkin diamati bahkan bisa membahayakan jika diamati. Untuk tingkah laku seperti ini, masih mungkin diperoleh data melalui wawancara. ( Atherton & Klemmack, 1982 ).
Berdasarkan keterlibatan pengamatan dalam kegiatan-kegiatan orang yang diamati, observasi dapat dibedakan menjadi :
1. Observasi Partisipan (participant observation)
Dalam observasi partisipan, pengamat ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang diteliti atau yang diamati, seolah-olah merupakan bagian dari mereka.
2. Observasi Takpartisipan (nonparticipant observation)
Dalam observasi takpartisipan, pengamat berada di luar subjek yang diamati dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. Karena itu pengamat lebih mudah mengamati kemunculan tingkah laku yang diharapkan.
Berdasarkan cara pengamatan yang dilakukan, observasi dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :
1. Observasi tak berstruktur.
Dalam observasi tak berstruktur, pengamat tidak membawa catatan tentang tingkah laku apa saja yang secara khusus akan diamati. Observasi tak berstruktur biasanya dilakukan dengan observasi partisipan.
2. Observasi berstruktur.
Observasi berstruktur digunakan apabila peneliti memusatkan perhatian pada tingkah laku tertentu sehingga dapat dibuat pedoman tentang tingkah laku apa saja yang harus diamati. Dalam observasi berstruktur dapat dilakukan perhitungan frekuensi terjadinya tingkah laku tertentu, tabulasi atas daftar tingkah laku, menghitung waktu terjadinya suatu kegiatan atau tingkah laku tertentu.
D. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian.
Dokumen dapat dibedakan menjadi :
1. Dokumen Primer merupakan dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa.
2. Dokumen Sekunder merupakan dokumen yang ditulis atas peristiwa yang dilaporkan oleh orang lain.
Dokumen dapat berupa buku harian,
Kuntungan Studi Dokumen adalah :
1. Untuk subjek penelitian yang sukar atau tidak dapat dijangkau seperti para pejabat, studi dokumentasi dapat memberikan jalan untuk melakukan penelitian.
2. Takreatif, karena studi dokumentasi tidak dilakukan secara langsung dengan orang, maka data yang diperlukan tidak terpengaruh oleh kehadiran peneliti atau pengumpul data.
3. Analisis Longitudinal, untuk studi yang bersifat longitudinal khususnya yang menjangkau jauh ke masa lalu, maka studi dokumentasi memberikan jasa yang terbaik.
4. Besar Sampel, dengan dokumen yang tersedia teknik ini memungkinkan untuk mengambil sampel yang lebih besar karena biaya yang diperlukan relatif kecil. (Bailey, 1982).
Kerugian Studi Dokumen adalah :
1. Bias, karena dokumen yang dibuat tidak untuk keperluan penelitian, maka data yang tersedia mungkin bias.
2. Tersedia secara selektif, tidak semua dokumen dipelihara untuk dapat dibaca ulang oleh orang lain.
3. Tidak lengkap, karena tujuan penulisan dokumen berbeda dengan tujuan penelitian, maka data yang tersedia mungkin tidak lengkap.
4. Format yang tidak
Sebagaimana metode historic, dalam studi dokumentasi perlu dilakukan kritik terhadap sumber data, baik kritik internal maupun kritik eksternal.
Sumber:
· Metode penelitian sosial, Dr.Irawan Soehartono, Terbitan Tahun 1995, PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar