Selasa, 17 Mei 2011

Aku, Sekarang dan Kemarin ..

“ Aulinia .. Alwina “ panggil salah satu dosen.
” Alwinia, Bu . ” seru salah satu temanku yang gemas mendengar dosenku yang sulit memanggil namaku.
Terkadang aku juga heran kenapa banyak orang yang sulit memanggil namaku. Menurut akte kelahiran, namaku Alwinia Eka Haryanti. Kata ibu nama Alwinia diberikan kepadaku untuk menghargai salah satu dokter yang telah membantu kelahiranku, namanya dokter Alwin. Ibuku senang sekali dengan nama Nia, jadi ia menambahkannya pada namaku dan sekarang manjadi nama panggilanku. Eka berarti anak pertama dalam bahasa Jawa, sedangkan Haryanti adalah nama belakang dari ayahku Haryanto, karena aku perempuan namanya sedikit dirubah menjadi Haryanti.
Aku lahir dengan normal pada hari Senin tepatnya pada tanggal 07 Oktober 1991 di sebuah Rumah Sakit di Jakarta, dengan berat 3,7 kg dan panjang 5,1 cm serta lesung pipit yang terdapat di pipi kiriku. Aku bersyukur karena lesung pipit itu yang membuatku tampak lebih manis sekarang. Banyak yang bilang aku lebih mirip dengan ayahku.
Ibuku, sampai saat ini masih bekerja sebagai pegawai negeri di sebuah Rumah Sakit di Jakarta. Sayangnya ia bukan seorang suster yang seksi seperti kebanyakan di film-film televisi. Ia bekerja pada bagian Laboratorium yang terdapat di Rumah Sakit tersebut. Ibuku sering mengajakku ke tempat ia bekerja sewaktu aku kecil. Banyak alat-alat aneh yang digunakan ibuku ketika bekerja. Yang aku tahu hanya mikroskop. Ia mnggunakannya untuk melihat bakteri yang ada di dalam urin seseorang. Jika ada bentuk bakteri yang aneh ia pasti akan memanggilku untuk melihat bakteri itu dengan alat mikroskopnya.
Sedangkan ayahku, sekarang bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan swasta di Jakarta. Adikku, tahun ini baru akan lulus dari Sekolah Menengah Pertama ( SMP ). Usia aku dan adikku memang terlampau cukup jauh. Tidak jarang kami bertengkar dan membuat ibu marah.
Banyak orang yang mengatakan aku lebih pantas menjadi adik, karena badanku yang lebih kecil daripada adikku. Ia juga memiliki sifat yang lebih dewasa dan mandiri, berbeda denganku yang kadang masih seperti anak kecil dan manja.
Tahun ini usiaku menginjak 20 tahun, aku sudah menjadi seorang mahasiswi semester empat jurusan akuntansi di Universitas Gunadarma. Setiap pagi aku pergi ke kampus dengan ayahku, karena jarak rumah dengan kampusku cukup jauh. Sebenarnya aku bisa saja naik angkutan umum atau kereta api. Tetapi untuk sampai ke kampusku dengan angkutan umum akan memakan banyak waktu. Jika harus naik kereta api aku harus kuat untuk berdesak-desakkan di dalam kereta. Apalagi setelah mengalami kejadian yang menurutku cukup memalukan tahun lalu, aku menjadi lebih segan untuk naik kereta api.
Aku masih ingat ketika orang-orang yang berada di atas gerbong kereta menertawakanku. Pagi itu kereta memang sangat penuh, aku dan dua temanku terpaksa naik kereta itu karena kereta selanjutnya mengalami keterlambatan. Desakkan orang-orang dibelakang kami membuat kami terus terdorong hingga jauh dari pintu keluar. Ketika akan sampai di stasiun tempat kami biasa turun, kami belum juga bisa mendekati pintu kereta. Aku mulai panik, dua temanku terus berusaha mendorongku dari belakang agar bisa keluar dari kereta.
Kami bertambah panik ketika kereta mulai berjalan pelan dan berhenti di stasiun. Kedua temanku semakin kencang mendorongku, hingga akhirnya aku terjatuh di depan pintu keluar kereta. Aku malu sekali ketika mendengar orang-orang di atas gerbong kereta menertawakanku. Tidak terkecuali dua temanku tadi. Tanpa pikir panjang lagi aku segera meninggalkan tempat itu dan dengan cepat berjalan menuju kampusku sambil menahan malu.
Setelah kejadian itu aku lebih memilih untuk berangkat ke kampus dengan ayahku, walaupun aku harus bangun lebih awal. Tapi itu lebih baik dibandingkan harus berdesakkan di dalam kereta.
Tidak terasa tahun ini aku sudah sampai di semester empat dan menjadi bagian dari kelas 2EB01, kelas unggulan menurut para dosen. Bukan hanya menurut para dosen, tetapi juga teman-temanku di kelas lain dan kakak-kakak asisten Lab yang mengajarkan kami praktikum. Kadang aku merasa kesal jika ada yang membanggakan kelas kami, padahal semua kelas menurutku sama saja.
Awalnya ketika aku mengetahui itu adalah kelas unggulan, aku merasa tidak percaya diri dan ingin pindah ke kelas lain. Apalagi setelah aku mengetahui nilaiku jauh dibawah nilai teman-temanku yang lain. Aku merasa sangat malu. Di kelas juga sangat terlihat bersaing untuk mendapatkan nilai yang paling baik. Mereka juga aktif dalam menjawab atau memberikan pertanyaan ketika ada tugas presentasi. Jauh berbeda denganku, aku lebih memilih untuk diam karena malu.
Aku juga sempat berpikir akan sulit berteman dengan mereka, tapi semua pikiran itu hilang ketika kami mendapat tugas untuk mengunjungi museum Bank Indonesia pada semester lalu. Walaupun tugasnya dikerjakan secara berkelompok, tetapi kami pergi ke museum bersama-sama. Itu membuat kami menjadi lebih dekat dan lebih mengenal satu sama lainnya. Yang awalnya hanya mau berteman secara berkelompok dengan teman yang mereka kenal di kelas sebelumnya, sekarang kami sudah membaur dan saling membantu jika mendapat tugas yang sulit. Kami juga tidak canggung lagi untuk saling menyapa.
Sekarang aku mendapat lebih banyak teman di kelas, bukan lagi hanya sebagai teman dekat tetapi juga seperti sebuah keluarga kedua ketika berada dikampus. Karena akrabnya, kami memiliki panggilan masing-masing di kelas.
Aku menjadi lebih semangat dan mulai percaya diri menjadi bagian dari kelas ini. Aku tidak lagi berpikir ini adalah kelas kutu buku yang hanya senang belajar. Ada saatnya kami memang harus benar-benar serius belajar. Aku mulai berusaha menjadikan persaingan sebagai acuan supaya aku dapat lebih rajin untuk belajar dan nilaiku bisa lebih baik lagi dari sebelumnya. Sehingga aku bisa lulus tepat waktu dengan hasil yang memuaskan dan menjadi seorang akuntan.
Menjadi seorang akuntan bukanlah cita-citaku, awalnya aku ingin menjadi seorang dokter. Tetapi ketika di Sekolah Menengah Atas ( SMA ) aku lebih memilih jurusan IPS. Itu sebabnya ketika lulus dan mendaftar di Universitas aku tidak bisa mengambil jurusan kedokteran. Kemudian aku ingin menjadi seorang Psykolog, tapi sayangnya ibuku tidak setuju jika aku mengambil jurusan Psykologi alasannya karena ibu khawatir nantinya aku akan kesulitan mendapat pekerjaan yang sesuai. Ibu menyuruhku untuk mengambil jurusan Akuntansi, aku kecewa dengan keputusan ibu.
Yap ! Aku marah. Aku kesal dengan keputusan ibu. Aku membayangkan berada di kelas dengan banyak orang yang sibuk menghitung dan semuanya memegang kalkulator. Dengan serius mereka menghitung jutaan angka yang diberikan oleh dosen, sedangkan aku hanya sibuk berusaha mencontek yang mereka kerjakan.
”Arrrgghh !!” teriakku tiba-tiba.
Aku benar-benar bingung. Tidak jarang aku mencari informasi tentang akuntansi. Dan betul saja, semua menjawab akuntansi itu sulit. Aku tidak mau mengecewakan ibu jika aku menolak untuk mengambil jurusan itu. Tapi aku takut jika nanti aku kesulitan dengan keputusan yang terpaksa aku ambil.
Setelah berpikir cukup lama, akhirnya aku memutuskan untuk mematuhi ibu. Mungkin benar kata ibu, peluang pekerjaan yang akan aku dapat nantinya sebagai seorang Akuntan akan lebih banyak dibanding jika aku menjadi Psykolog.
Semua memang akan terasa sulit jika kita tidak berani untuk mencobanya dan jangan pernah berpikir apa yang kita jalani itu sulit dengan begitu semuanya akan terlihat lebih mudah.
Sepertinya halnya mahasiswa yang lain, aku juga sempat merasa kesulitan dengan mata kuliah yang aku pelajari. Walaupun sudah pernah mempelajari dasar akuntansi sebelumnya, tetap saja ada beberapa yang menurutku sulit.
Aku selalu meyakinkan diriku bahwa segala sesuatu apabila dikerjakan dengan ikhlas dan usaha keras pasti semua dapat terwujud. Jika orang lain bisa, kita juga harus bisa bahkan harus bisa lebih baik dari yang lain. Keadaan kita sekarang bukanlah alasan jika suatu saat kita mengalami kegagalan, karena berhasil atau tidaknya kita semua tergantung pada pribadi kita masing-masing.

1 komentar:

  1. panjang jg ceritanya..

    sori gw nyasar ke post yg ini padahal niatnya mau liat yg bhasa indo :Peace:

    BalasHapus